PBNU: 1 Syawal 1446 H Berpotensi Jatuh pada 31 Maret 2025

JAKARTA – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi menerbitkan informasi terkait awal bulan Syawal 1446 H. Berdasarkan hasil perhitungan falakiyah, PBNU menyampaikan bahwa hilal di seluruh wilayah Indonesia berada dalam zona istihalah al-rukyah, yang berarti tidak dapat dilihat karena posisinya yang masih di bawah kriteria Imkan Rukyat Nahdlatul Ulama (IRNU).
Dalam dokumen yang ditandatangani oleh Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, Drs. KH. Sirril Wafa, MA, dan Sekretaris H. Asmu’i Mansur, M.Kom, disampaikan beberapa poin penting, antara lain:
- Ijtimak bulan-matahari terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 17:58:27 WIB.
- Tinggi hilal mar’i di Indonesia berkisar antara -2° 51′ hingga -0° 41′.
- Elongasi hilal hakiki berada dalam rentang 2° 58′ hingga 3° 01′.
- Lama hilal di atas ufuk adalah 0 detik, yang berarti matahari terbenam lebih lambat dibandingkan hilal.
- Dengan kondisi tersebut, hilal masih berada di bawah kriteria Imkan Rukyat NU, sehingga tidak memungkinkan untuk dilihat.
Berdasarkan hasil perhitungan ini, PBNU menyatakan bahwa 1 Syawal 1446 H berpotensi jatuh pada Senin, 31 Maret 2025 M, dengan kepastian menunggu keputusan sidang itsbat yang akan dilakukan oleh pemerintah pada Sabtu malam, 29 Maret 2025 sekitar pukul 19.00 WIB.
Dengan demikian, umat Islam di Indonesia, khususnya warga Nahdliyin, berpotensi menyempurnakan ibadah puasa hingga 30 hari sebelum merayakan Idul Fitri pada 31 Maret 2025.