Menjaga Keseimbangan dalam Berpuasa: Antara Istirahat dan Ibadah - PONDOK PESANTREN MIFTAHUL IHSAN
  • Selamat Datang di Website Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Errabu Bluto Sumenep
Rabu, 25 Juni 2025

Menjaga Keseimbangan dalam Berpuasa: Antara Istirahat dan Ibadah

Menjaga Keseimbangan dalam Berpuasa: Antara Istirahat dan Ibadah
Bagikan

Di bulan Ramadan, banyak orang memanfaatkan waktu siang dengan tidur agar puasa terasa lebih ringan. Namun, perlu dipahami bahwa berpuasa bukanlah sekadar menahan lapar dan haus sambil menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang hari. Ada satu hadis yang sering dijadikan dalih untuk tidur berlebihan saat berpuasa, padahal maknanya perlu ditelaah lebih dalam. Hadis tersebut berbunyi:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.” (HR. Al-Baihaqi)

Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang berpuasa berada dalam keadaan penuh keberkahan, bahkan saat beristirahat. Namun, ini bukan berarti seseorang dianjurkan untuk tidur sepanjang hari dan melewatkan berbagai amal ibadah lainnya. Justru, Ramadan adalah waktu yang paling tepat untuk memperbanyak amalan, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, berdoa, dan bersedekah.

Tidur sebagai Bagian dari Ibadah

Syekh Murtadla az-Zabidi dalam Ithafus-Sadah al-Muttaqin menjelaskan bahwa hadis tersebut menekankan keistimewaan orang yang berpuasa. Artinya, setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang yang berpuasa bisa bernilai ibadah, termasuk tidur, selama tidak melakukan hal-hal yang mengurangi pahala puasa, seperti gibah atau perbuatan maksiat lainnya.

Namun, Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin menyebutkan bahwa salah satu adab berpuasa adalah tidak terlalu banyak tidur di siang hari. Tujuannya adalah agar seseorang benar-benar merasakan lapar, haus, dan lemahnya tubuh, sehingga hatinya lebih jernih dan semakin dekat dengan Allah. Dengan kata lain, tidur dalam jumlah yang wajar tetap dibolehkan, tetapi tidak boleh menjadi alasan untuk bermalas-malasan dan meninggalkan ibadah.

Bahaya Tidur Berlebihan

Tidur memang merupakan kebutuhan tubuh untuk menjaga kesehatan dan memulihkan energi. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, justru bisa berdampak buruk. Terlalu banyak tidur dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, nyeri, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara istirahat dan aktivitas agar tubuh tetap bugar.

Selain itu, tidur berlebihan sering kali dikaitkan dengan sifat malas, yang sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Rasulullah ﷺ bahkan berdoa agar dijauhkan dari sifat ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ…

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengingatkan kita untuk selalu aktif dan produktif, terutama di bulan Ramadan yang penuh keberkahan. Alih-alih menghabiskan waktu dengan tidur, lebih baik memanfaatkan bulan suci ini dengan memperbanyak ibadah, seperti membaca Al-Qur’an, bershalawat, dan membantu sesama.

Kesempatan Meraih Keberkahan

Bulan Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa, di mana pahala ibadah dilipatgandakan dan pintu ampunan dibuka lebar. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi motivasi bagi kita untuk menjalani Ramadan dengan penuh kesungguhan dan semangat. Jangan sampai bulan yang penuh rahmat ini berlalu begitu saja tanpa kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Semoga kita termasuk hamba yang senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah dan meraih keberkahan Ramadan. Aamiin.

SebelumnyaFadhilah Sholat Tarawih Malam ke-24 Menurut Kitab Durrotun NasihinSesudahnyaKeistimewaan Sholat Tarawih Malam ke-25 Menurut Kitab Durrotun Nasihin
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL IHSAN
Jl. KH. Fathullah No. 99 Errabu Bluto Sumenep