Menag: Agama Harus Mengedepankan Cinta dan Kerukunan - PONDOK PESANTREN MIFTAHUL IHSAN
  • Selamat Datang di Website Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Errabu Bluto Sumenep
Kamis, 23 Oktober 2025

Menag: Agama Harus Mengedepankan Cinta dan Kerukunan

Bagikan

JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ajaran agama seharusnya berlandaskan cinta dan kerukunan, bukan perbedaan dan kebencian. Hal ini disampaikannya dalam pertemuan Kuliah Kerja Profesi (KKP) Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri di Kantor Pusat Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

“Selama ini orang mengajarkan agama dengan mendoktrinkan perbedaan, bahkan kebencian. Sekarang harus diubah total. Semua agama mengajarkan keramahtamahan, kerukunan, peningkatan nilai kemanusiaan, dan persaudaraan,” ujar Menag Nasaruddin, Jumat (7/3/2024).

Menurutnya, pendekatan keberagamaan di Indonesia harus lebih dari sekadar koeksistensi, di mana masyarakat hanya hidup berdampingan tanpa interaksi yang erat. Ia menekankan pentingnya membangun toleransi yang sesungguhnya dengan rasa persaudaraan yang kuat.

“Kita tidak cukup hanya menciptakan masyarakat yang koeksistensi. Itu hanya sebatas hidup bersama tanpa saling mengganggu. Kita harus melangkah lebih jauh, menciptakan toleransi yang sesungguhnya. Tidak cukup hanya tidak saling mengganggu, tetapi harus ada rasa persaudaraan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Menag menyoroti peran penting pendidikan agama dalam membentuk karakter bangsa. Ia meminta para pendidik agama dari berbagai kepercayaan untuk mengajarkan persatuan, bukan perbedaan yang dapat memperkuat sekat-sekat sosial.

“Saya minta kepada guru-guru agama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu, untuk mengajarkan persatuan. Jangan mengajarkan perbedaan yang bisa menciptakan sekat-sekat sosial. Indonesia adalah negara dengan keberagaman luar biasa, jika sejak kecil anak-anak didoktrin dengan perbedaan, maka dampaknya bisa sangat berbahaya,” tuturnya.

Menag Nasaruddin juga menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah kunci utama bagi keutuhan bangsa. Ia mengingatkan bahwa konflik negara dapat diatasi oleh kepolisian, tetapi konflik antaragama jauh lebih kompleks karena sering dianggap sebagai perjuangan ideologis.

“Kalau konflik negara bisa diatasi oleh kepolisian, tetapi kalau konflik antaragama, itu lebih sulit. Orang bisa menganggapnya sebagai perjuangan hidup-mati atau mati syahid. Oleh karena itu, menciptakan kerukunan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam menjaga harmoni dalam keberagaman. Menag mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat toleransi dan menjadikan agama sebagai jembatan pemersatu bangsa.

“Indonesia ini unik. Kita adalah negara dengan jumlah Muslim terbesar, tetapi tetap rukun dalam keberagaman. Inilah yang harus terus kita jaga bersama agar bangsa ini tetap utuh,” pungkasnya.

SebelumnyaFadhilah Sholat Tarawih Malam ke-10 Menurut Kitab Durratun NasihinSesudahnyaFadhilah Sholat Tarawih Malam ke-11 Menurut Kitab Durrotun Nasihin
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PONDOK PESANTREN MIFTAHUL IHSAN
Jl. KH. Fathullah No. 99 Errabu Bluto Sumenep